Masjid Tiban Dalam Tanah, Kabupaten Mojokerto
Sampaikan Pesan Kematian Tempat Bertuah Untuk Nadzar
Pada hari-hari tertentu masjid ini banyak didatangi orang. Selain memenuhi rasa penasaran tentang keberadaan masjid yang berada di dalam tanah, tak sedikit pula yang melakukan ritual dengan harapan mendapatkan sesuatu.
Padepokan Mayangkoro, Desa Pekukuhan, Mojosari, Mojokerto, Jawa Timur. Banyak tamu pengunjung bersilahturahmi dan beramahtamah dengan Kiai Abdul Malik, selaku pemilik pondok pesanten Mayangkoro, para tamu itu kemudian diajak masuk ke dalam ruangan dalam tanah yang biasa disebut orangorang dengan masjid di dalam tanah yang lokasinya persis di bawah rumah Kiai Abdul Malik.
“Kami dari Sidoarjo. Kami ke sini memang sengaja untuk melihat-lihat masjid ini dari dekat. Karena selama ini kami sering mendengar dari orang lain tentang keistimewaan masjid ini,” ujar salah seorang dari mereka kepada LIBERTY.
Usai berwudhu, satu persatu para pengunjung itu memasuki masjid terpendam itu. Di dalam masjid itu suasana cukup gelap. Tak ada penerangan dari lampu listrik atau cahaya yang masuk dari luar sedikit pun. Dua buah lampu senter yang dibawa seorang santri Kiai Abdul Malik dan seorang pengunjung tak juga bisa membuat suasana di dalam ruangan itu bisa terlihat dengan sejelas-jelasnya Masjid di dalam tanah itu memiliki beberapa ruangan. Ada ruang utama sebagai tempat sholat, ruang semedi, serta ruangan yang biasa digunakan untuk gemblengan yang dilakukan Kiai Abdul Malik terhadap para pengikutnya. Selain ruangan-ruangan itu, di dalam masjid di dalam itu juga terdapat dua buah sendang atau mata air yang diper- caya airnya mengandung keistimewaan.
“Usai digembleng, para santri Kiai Abdul Malik biasanya juga dimandikan di salah satu sendang ini,” ujar Toha, santri Kiai Abul Malik.
Karena dianggap istimewa, tidak sedikit dari pengunjung yang kemudian membawa pulang air atau bahkan mandi di air sendang itu. Kepercayaan lain, melakukan doa atau bernadzar di dalam masjid itu juga katanya mudah dikabulkan oleh Allah SWT. Tentang hal ini, Kiai Abdul Malik hanya mengatakan bahwa itu tetap saja tergantung manusianya yang berdoa atau meminta sesuatu. Jika memang niat tulus, pasti keinginannya itu akan terkabulkan.
“Di samping itu, karena berada di dalam tanah dan tempatnya sangat tenang, tentu orang akan mudah berkonsentrasi untuk melakukan doa atau permohonan kepada Allah SWT. Mungkin karena itulah maka banyak keinginan para pendatang yang dikabulkan usai berdoa di masjid ini,” ujar Kiai Nyeleneh yang selalu mengenakan udeng ini. Selain suka mengenakan udeng, Kiai Malik juga suka mengunakan training atau baju-baju lain yang sederhana.